Pantang sebenarnya mengakui hal ini: Cemburu.
Selama ini saia cuma punya satu alasan untuk cemburu.
Saia cemburu pada Bapak, yang punya istri sebaik dan secantik Ibu.
Tapi hari ini saia cemburu.
Saia mencemburui Anda: Be Es.
Saia cemburu pada Anda atas wanita yang menyesalkan kepergian Anda ke Luar Kota tanpa pamit padanya.
Wanita itu berkata [saia rasa dengan nada manja], "Ih... Kok ke Cianjur gak bilang bilang???"
Sedangkan saia hanya bisa bicara [tanpa nada, saia rasa] "Hati hati di jalan."
*saia kurang bisa merengek, jadi maaf.
Saia juga iri pada Anda.
Anda bisa tenang menghadapi saia, yang bahkan, saia kewalahan menanggapi sikap saia sendiri.
Saia rikuh sendiri. Kikuk.
Bahkan saat wanita itu tadi mampir ke ruangan kita. Ehm.. Ruangan Anda, maksud saia.
Saia berusaha untuk tidak peduli [hanya untuk menyelamatkan kegalauan hati saia].
Tapi tetap saja saia tau dia ada di ruangan kita. Ehm.. Ruangan Anda, maksud saia.
Saia iri pada monitor Mac Anda, yang Anda pandangi setiap hari.
Saia iri pada headset Anda yang tiap hari meracau tapi Anda dengarkan.
Saia iri pada tiket mudik Anda yang Anda jaga dengan seksama.
Saia iri pada tas ransel Anda yang tiap hari melingkupi Anda
Bahkan saia iri pada dispenser di sebelah meja kerja Anda!
yang bisa mengintip Anda bekerja setiap hari.
Saia cemburu pada Anda Be Es.
Pada tiap tiap pemikiran Anda yang sederhana.
Saia tidak ingin berpikir terlalu kompleks tentang Anda.
Tapi Anda labirin: memaksa saia berpikir lebih dalam.
Besok akan saia buatkan Anda puding cokelat.
Agar dispenser di sebelah Anda iri: hanya bisa mengintip dari balik meja kerja Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar