Senin, 24 Mei 2010

Tanggal Tua, Kata Ibu

:: satu satunya yang membuat aku merasa celaka, hina dan tanpa daya, adalah saat saat aku tidak berdaya tanpa uang. saat seperti itu rasanya aku ingin menjadi seekor sapi yang bisa membuat telaga di matanya yang hening. ::
kata Afrizal Malna saat menyumbang kata pada "dive into", milik perupa Hanafi.

Ternyata benar, saya merasa hina saat ini.
Uang duapuluh ribu rupiah yang tinggal di tas [bahkan saya tidak tega meletakkannya di dalam dompet] harus dipertahankan sampai akhir bulan. ya akhir bulan. padahal sekarang masih tanggal 24.

Saya tidak tau dengan cara apa saya "menghidupi" diri saya sendiri selama seminggu lagi.
Saya hina.
Saya hina.
Saya hina.

Saya tidak hina!

Saya masih punya duapuluh ribu untuk seminggu ke depan.
Sementara orang yang tadi saya lihat di jalan hanya punya kardus basah untuk alas tidurnya nanti malam.

Saya masih punya ibu, walaupun ibu bilang: ini tanggal tua nak. ibu tidak bisa masak rendang.
orang itu hanya punya karung, dijinjing ditangan kirinya. entah untuk apa.

Saya tidak hina!