Senin, 04 Juli 2011

Gadis Gula Batu


Ah kata... Kau bisa begitu menusuk pada hati, begitu berkesan, begitu anggun

Tapi kadang kau tidak bisa melukiskan sesuatu: buntu. Seperti, seorang teman pernah menyebut gadis pujaannya sebagai Gadis Gula Batu. SEMPURNA! Kalau saya yang jadi wanita itu, betapa pipi saya tidak sempat pucat. Gadis,, diksi paling cantik buat menyebut perempuan: gambarannya seperti muda, ranum, dan bersemangat. Gula Batu: bahan pemanis alami yang memang manis dari janin; sangat manis; manis; begitulah.


Tapi kata apa yang bisa menggambarkan adam sepertimu? Yang senada Gadis, dan sejajar Gula Batu. Yang memang kau muda, ranum dan bersemangat. Yang memang manis tapi beringas. Ya, adam sepertimu. Saya bingung: sungguh. Apa kata yang bisa membuat mukamu bersemu memerah tapi tetap gagah. Ya seperti kau sekarang ini.


Sepertinya kata itu hanya bisa terwakilkan di imajiku. Tidak bisa terungkapkan. Kalau boleh, aku juga akan memanggilmu Gadis Gula Batu. Tak apa kau setara Gadis, Kau Gula, tapi juga Batu: Gadis Gula Batu.


Karena kau lelaki Gadis Gula Batu. Ah! Buntu!



*Renault Chaniago, kata katamu saya pinjam. Brilian!