Pikiran sesumbar pada perasaan kalau dia lebih hebat
Dia bisa menghitung kalau shalat berjamaah dua kali di kantor
Dia bisa mendapat 54 derajat pahala
Perasaan cuma diam dalam legam
Dia hanya bergumam
Kalau shalat berjamaah dua kali dikantor
Dia bisa mengobrol dengan Tuhan sesudahnya
Pikiran masih sibuk menghitung
Tiap tiap nilai kebaikan dari tadi
Sehabis bangun pagi
Perasaan masih tersenyum
Kebaikan yang dari tadi pagi
Masih dikulum
Pikiran menghitung lagi...
Kelak kalau dia bertemu Tuhan,
dia akan minta imbalan: pahala
Pikiran menghitung sambil berjalan
Perasaan tidak membawa secarik kertaspun
Dia hanya sibuk tersenyum
Tak sabar bertemu Tuhan
Pikiran masih sibuk menghitung
Dia salah jalan
Simpang itu dimasukinya: sedang Tuhan ada disebelah mana?
Perasaan bertemu Tuhan
Dia masih tersenyum
Sekarang dia yang sibuk
Berbincang dengan Tuhan yang sesekali juga melempar senyum
Tuhan malah memberikan hadiah jatah otak untuk hati
Karena otak tak kunjung datang...
-Tuhan, jadikan hati saya hati hati yang ikhlas dalam beribadah
dan jadikan otak saya otak yang cerdas untuk ikhlas beribadah
-PN