Hari itu Jumat, kita masih saja berlaga tidak saling kenal
Layaknya dua anak kecil yang diprovokasi orangtuanya yang bermusuhan
Aku suka batik hijaumu, baru
(mungkin juga sudah pernah kau pakai sebelumnya, aku tidak tau. Sebab dari kemarin lusa kita pura pura tak saling tau)
Sama kita pakai batik, yang lain juga
Punyaku merah disambangi hitam di sulir sulirnya
Kau hijau, sarimbit
Aku rasa aku bisa membayangkan batik untuk yang wanita
Dari dulu aku benci melihat hijau dan merah berpeluk dalam satu ruang
Begitu juga kata roda warna
Ah, hijau dan merah tidak mahromnya
Pun kita
Aku menyesali batik kita komplementer [?]
Sudah lah.... (aku mencoba menghibur diri)
Itu hanya batik
Aku angkat sedikit rok batikku
untuk membuka jalan pada kedua kakiku yang telanjang
Berjalan ke arahmu (sebenarnya ke arah pintu, tapi di situ ada kau)
Aku liat kau juga tergesa menuju pintu
Kakimu telanjang juga
Kedua kaki kita sama polosnya
menapak dingin dingin ubin
meraba debu debu sisa sepatu orang
hanya kaki kita yang telanjang
hanya kaki kita yang pasrah
hanya kaki kita yang jujur
hanya kaki kita yang berdebu
hanya kita yang pura pura dungu