Rabu, 06 Juli 2011

Tentang Bulan Tujuh



Hari ini hari ke enam Juli tapi sudah ribuan yang terjadi: ratusan untuk agenda kerja yang selaras, ratusan untuk perjalanan sederhana tiap hari, ratusan untuk mimpi yang satu malam saja bisa terpartisi berkali kali, dan sisanya untuk selaksa indah yang tidak sengaja kau titipkan di satu hari antara tanggal satu ke tanggal enam Juli.


Saya sangat setuju kalau manusia dicipta Tuhan bukan sebagai makhluk tau segala. Kau jadi tidak perlu tau apa yang saya rasakan, meski saya lima sentimeter saja disampingmu. Pun saya, terhadapmu. Saya suka menebak, saya suka menerka, meski kadang tebakan dan terkaan saya meleset. Saya hanya mau main tebak tebakan.


Kau tau, kadang menebak hatimu itu membuat saya senyum senyum sendiri. Apalagi menebak hati saya, makin seru jadinya karena saya bebas memberi warna pada berbagai kemungkinan: makin gila imajinasi saya!


Bulan bulan sebelumnya tidak begini, saudara. Biasa. Kau ya kau dengan berbagai keseruan hidup, saya ya saya dengan beragam cerita. Kita punya masing masing satu blocknote untuk kita gambari pelangi. Tapi ini Bulan tujuh, pelangi yang kau gambar di blocknote-mu nyasar ke blocknote-ku. Biru, ungu tanpa kelabu: kesengsem aku.


Jadi makin sering saya main tebak tebakan tentang saya, tentang kamu. Biar saya bikin cerita saya sendiri, kemudian minta acc ke Tuhan. Semoga Beliau tidak berkeberatan.